Kamis, 20 Juni 2013

Kearifan Lokal Kebumen

KEARIFAN LOLKAL DI KEBUMEN

Hallo sobat? Pasti pada lagi bingung cari materi tugas PLH mengenai Kearifan Lokal yang ada di Kebumen. Memasuki semester kedua, pelajaran PLH memang ada kompetensi pelajaran mengenai kearifan lokal. Nah berikut ini ada beberapa contoh kearifan lokal yang pastinya berada di daerah Kebumen tercinta. Contoh-contoh ini berdasarkan pemikiran asli dari saya sendiri. Jadi posting ini bukan hanya copy paste milik orang lain. Baiklah saya akan menyajikan beberapa kearifan lokal daerah kebumen yang saat ini masih kental di daerah tersebut terutama untuk daerah pedesaan bagian pelosok. Mungkin beberapa contoh ini ada yang kurang lengkap mohon di wajarkan saja. Soalnya tidak mungkin kan saya harus keliling Benua Kebumen yang super luas ini?
Simak baik-baik contoh kearifan lokal berikut! Semoga postingan saya dapat memberikan manfaat untuk kita semua dan tentunya akan menambah ilmu pengetahuan kita. Amiiiin..... .
1.      SEDEKAH  LAUT
Untuk yang daerah pesisir pantai pasti kata ini sudah tak asing bagi kalian. Ya SEDEKAH  LAUT adalah suatu ritual pemberian sesaji yang terletak di daerah pinggir pantai guna mencari keselamatan atau hajatan lainnya. SEDEKAH  LAUT sebenarnya memiliki makna yang tersirat. Apakah itu? Penasaran?
SEDEKAH  LAUT dapat diartikan sebagai tanda rasa syukur kita kepada Tuhan atas limpahan rizki, keselamatan, kebaikan dan kemapanan yang lain. Biasanya SEDEKAH  LAUT dilaksanakan oleh para nelayan, hal ini karena nelayan merupakan orang yang paling sering memanfaatkan hasil kekayaan laut. Biasanya jika ada nelayan yang tidak melaksanakan ritual ini akan mendapatkan cemohan dari orang lain. SEDEKAH  LAUT juga ada yang mengatakan ritual yang identik dengan Nyi Roro Kidul. Ya semua itu tergantung masing-masing pribadi.

2.      SEDEKAH  BUMI
Kebudayaan jawa ini merupakan kebudayaan yang paling sering kita temui di desa. SEDEKAH  BUMI merupakan kebiasaan yang hampir semua desa di Kebumen melaksanakannya, walaupun cara dan pelaksanaannya berbeda-beda tetapi hampir semua desa menyebutnya SEDEKAH  BUMI. Ya SEDEKAH  BUMI dilaksanakan satu tahun sekali sebagai rasa syukur kepada Tuhan karena telah menyediakan lahan yang begitu subur sehingga dapat menumbuhkan aneka macam kearegaman hayati. Selain itu SEDEKAH  BUMI juga dapat di jadikan suatu momentum doa bersama dalam rangka kepentingan bersama, misalnya untuk memohon ditambah rezeki lahir maupaun batin. SEDEKAH  BUMI biasanya dilaksanakan dengan cara: setiap anggota keluarga harus membuat aneka makanan yangg kemudian berkumpul bersama di area yang telah ditentukan oleh kepala desa.

3.      BERSIH DESO
Kebudayaan jawa ini merupakan kebudayaan yang saat ini keberadaannya hampir punah di seluruh lapisan masyarakat. BERSIH DESO dilaksanakan secara bersama-sama pada suatu hari tertentu. BERSIH DESO merupakan kearifan lokal yang saat ini keadaannya sangat memprihatinkan, apalagi dengan keberadaan sarana teknologi pembersih yang semakin marak di seluruh masyarakat. Hal ini sebagai penyebab menyurutnya BERSIH DESO di era saat ini. BERSIH DESO dilakukan dengan membersihkan seluruh area kampung oleh seluruh masyarakat. Save bersih deso plase! Because it can become famous cultural.

4.      GERIGAN
Acara ini merupakan acara yang tidak umum di kalangan masyarak desa Kebumen. Hal ini karena GERIGAN adalah kearifan lokal yang tidak di miliki oleh semua desa di Kebumen. Hanya ada desa-desa khusus yang masih menegakkan budaya GERIGAN ini misalnya saja desa Ngasinan, Patuk, Singoyudan dll. Kebanyakan desa yang setia terhadap budaya GERIGAN adalah desa bagian Kebumen Timur. Ya hal ini karena mungkin GERIGAN berasal dari daerah timuran. GERIGAN dilaksanakan dengan mengerahkan semua lelaki kepala keluarga untuk bersama-sama memperbaiki sistem pengairan sawah dan juga kebersihan ladang, serta bersama-sama memberantas hama tikus secara manual. GERIGAN ini biasanya dilakukan oleh banyak orang, jadi nuansanya terasa menyenangkan. Tapi GERIGAN ini tidak boleh ada perempuan yang ikut tetapi Wajib bagi Lelaki yang sudah berkeluarga dan memiliki sawah. Paham ???

5.      PRING SABTU
Kearifan PRING SABTU merupakan kegiatan menebang pohon bambu tidak secara sembarangan akan tetapi menebang pohon bambu pada hari-hari khusus yaitu satu minggu sekali. Biasanya tiap desa memiliki kepercayaan yang berbeda-beda. Misalnya di Desa saya larangan menebang pohon bambu pada hari SABTU. Jadi kalau hari yang lain boleh saja. Sebenarnya PRING SABTU ini bermakana agar kita tidak menebang pohon secara terus menerus akan tetapi secara berkala atau Timing. Jadi PRING SABTU ini adalah kearifan lokal yang sangat efektif guna mengekang penebangan pohon. Tetapi berbeda menurut kepercayaan orang jawa. Katanya pohon bambu banyak makhluk halusnya jadi kita tak boleh sembarangan menebangya , katanya lagi orang yang menebang di hari sabtu akan jatuh sakit. OKE jadi taati saja aturan yang berlaku supaya tidak dicemoh orang lain. Walaupun menebang dihari sabtu pernah saya lakukan karena sedang ada darurat. Tetapi gak jatuh sakit. Wajarlah itu kan kepercayaan dan kepercayaan itu kan HAM jadi hormatilah.

6.      WIT LARANGAN
Kearifan lokal ini merupakan yang paling banyak dihormati arena denga alasan takut akan tertimpa musibah berat. WIT LARANGAN merupakan kepercayaan yang maksudnya kita tak boleh menebang sembarangan pohon berdiameter besar misalnya 2 meter. Konon pohon besar-besar ini banyak penghuni gaibnya jadi sampai saat ini kebanyakan orang Kebumen akan membiarkan pohon besar tumbuh subur dengan sendirinya. Masyarakat yang sangat kuat menghormati WIT LARANGAN ini ada di daerah Wergonayan. Mereka tidak berani menebang pohon besar ini dan membiarkan tumbuh sampai usia ratusan tahun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar