KEARIFAN
LOLKAL DI KEBUMEN
Hallo sobat? Pasti pada
lagi bingung cari materi tugas PLH mengenai Kearifan Lokal yang ada di Kebumen.
Memasuki semester kedua, pelajaran PLH memang ada kompetensi pelajaran mengenai
kearifan lokal. Nah berikut ini ada beberapa contoh kearifan lokal yang
pastinya berada di daerah Kebumen tercinta. Contoh-contoh ini berdasarkan
pemikiran asli dari saya sendiri. Jadi posting ini bukan hanya copy paste milik
orang lain. Baiklah saya akan menyajikan beberapa kearifan lokal daerah kebumen
yang saat ini masih kental di daerah tersebut terutama untuk daerah pedesaan
bagian pelosok. Mungkin beberapa contoh ini ada yang kurang lengkap mohon di
wajarkan saja. Soalnya tidak mungkin kan saya harus keliling Benua Kebumen yang
super luas ini?
Simak baik-baik contoh
kearifan lokal berikut! Semoga postingan saya dapat memberikan manfaat untuk
kita semua dan tentunya akan menambah ilmu pengetahuan kita. Amiiiin..... .
1.
SEDEKAH
LAUT
Untuk yang daerah pesisir pantai
pasti kata ini sudah tak asing bagi kalian. Ya SEDEKAH LAUT adalah suatu ritual pemberian sesaji
yang terletak di daerah pinggir pantai guna mencari keselamatan atau hajatan
lainnya. SEDEKAH LAUT sebenarnya
memiliki makna yang tersirat. Apakah itu? Penasaran?
SEDEKAH LAUT dapat diartikan sebagai tanda rasa
syukur kita kepada Tuhan atas limpahan rizki, keselamatan, kebaikan dan
kemapanan yang lain. Biasanya SEDEKAH
LAUT dilaksanakan oleh para nelayan, hal ini karena nelayan merupakan
orang yang paling sering memanfaatkan hasil kekayaan laut. Biasanya jika ada
nelayan yang tidak melaksanakan ritual ini akan mendapatkan cemohan dari orang
lain. SEDEKAH LAUT juga ada yang
mengatakan ritual yang identik dengan Nyi Roro Kidul. Ya semua itu tergantung
masing-masing pribadi.
2.
SEDEKAH
BUMI
Kebudayaan jawa ini merupakan
kebudayaan yang paling sering kita temui di desa. SEDEKAH BUMI merupakan kebiasaan yang hampir semua
desa di Kebumen melaksanakannya, walaupun cara dan pelaksanaannya berbeda-beda
tetapi hampir semua desa menyebutnya SEDEKAH
BUMI. Ya SEDEKAH BUMI
dilaksanakan satu tahun sekali sebagai rasa syukur kepada Tuhan karena telah
menyediakan lahan yang begitu subur sehingga dapat menumbuhkan aneka macam
kearegaman hayati. Selain itu SEDEKAH
BUMI juga dapat di jadikan suatu momentum doa bersama dalam rangka
kepentingan bersama, misalnya untuk memohon ditambah rezeki lahir maupaun
batin. SEDEKAH BUMI biasanya
dilaksanakan dengan cara: setiap anggota keluarga harus membuat aneka makanan
yangg kemudian berkumpul bersama di area yang telah ditentukan oleh kepala
desa.
3.
BERSIH
DESO
Kebudayaan jawa ini merupakan
kebudayaan yang saat ini keberadaannya hampir punah di seluruh lapisan
masyarakat. BERSIH DESO dilaksanakan secara bersama-sama pada suatu hari
tertentu. BERSIH DESO merupakan kearifan lokal yang saat ini keadaannya sangat
memprihatinkan, apalagi dengan keberadaan sarana teknologi pembersih yang
semakin marak di seluruh masyarakat. Hal ini sebagai penyebab menyurutnya
BERSIH DESO di era saat ini. BERSIH DESO dilakukan dengan membersihkan seluruh
area kampung oleh seluruh masyarakat. Save
bersih deso plase! Because it can become famous cultural.
4.
GERIGAN
Acara ini merupakan acara yang
tidak umum di kalangan masyarak desa Kebumen. Hal ini karena GERIGAN adalah
kearifan lokal yang tidak di miliki oleh semua desa di Kebumen. Hanya ada
desa-desa khusus yang masih menegakkan budaya GERIGAN ini misalnya saja desa
Ngasinan, Patuk, Singoyudan dll. Kebanyakan desa yang setia terhadap budaya
GERIGAN adalah desa bagian Kebumen Timur. Ya hal ini karena mungkin GERIGAN
berasal dari daerah timuran. GERIGAN dilaksanakan dengan mengerahkan semua
lelaki kepala keluarga untuk bersama-sama memperbaiki sistem pengairan sawah
dan juga kebersihan ladang, serta bersama-sama memberantas hama tikus secara
manual. GERIGAN ini biasanya dilakukan oleh banyak orang, jadi nuansanya terasa
menyenangkan. Tapi GERIGAN ini tidak boleh ada perempuan yang ikut tetapi Wajib
bagi Lelaki yang sudah berkeluarga dan memiliki sawah. Paham ???
5.
PRING
SABTU
Kearifan PRING SABTU merupakan
kegiatan menebang pohon bambu tidak secara sembarangan akan tetapi menebang
pohon bambu pada hari-hari khusus yaitu satu minggu sekali. Biasanya tiap desa
memiliki kepercayaan yang berbeda-beda. Misalnya di Desa saya larangan menebang
pohon bambu pada hari SABTU. Jadi kalau hari yang lain boleh saja. Sebenarnya
PRING SABTU ini bermakana agar kita tidak menebang pohon secara terus menerus
akan tetapi secara berkala atau Timing. Jadi
PRING SABTU ini adalah kearifan lokal yang sangat efektif guna mengekang
penebangan pohon. Tetapi berbeda menurut kepercayaan orang jawa. Katanya pohon
bambu banyak makhluk halusnya jadi kita tak boleh sembarangan menebangya ,
katanya lagi orang yang menebang di hari sabtu akan jatuh sakit. OKE jadi taati
saja aturan yang berlaku supaya tidak dicemoh orang lain. Walaupun menebang
dihari sabtu pernah saya lakukan karena sedang ada darurat. Tetapi gak jatuh
sakit. Wajarlah itu kan kepercayaan dan kepercayaan itu kan HAM jadi
hormatilah.
6.
WIT
LARANGAN
Kearifan lokal ini merupakan yang
paling banyak dihormati arena denga alasan takut akan tertimpa musibah berat.
WIT LARANGAN merupakan kepercayaan yang maksudnya kita tak boleh menebang
sembarangan pohon berdiameter besar misalnya 2 meter. Konon pohon besar-besar
ini banyak penghuni gaibnya jadi sampai saat ini kebanyakan orang Kebumen akan
membiarkan pohon besar tumbuh subur dengan sendirinya. Masyarakat yang sangat
kuat menghormati WIT LARANGAN ini ada di daerah Wergonayan. Mereka tidak berani
menebang pohon besar ini dan membiarkan tumbuh sampai usia ratusan tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar